LAPORAN
HASIL PRAKTIKUM
MENGHITUNG
KAPASITAS AIR TANAH DAN BOBOT ISI
PERBANYAKAN
VEGETATIF
(PTH
121)
KELOMPOK
6
MENTARI
RIZKI ANDRIANI 13712034*
RISTIYANI
13712049
RIZKI
NINDIA PUTRI 13712050
YULI
KASRONI 13712062
SISKA
FERIANA 13712063
POLITEKNIK
NEGERI LAMPUNG
BUDIDAYA
TANAMAN PANGAN
HORTIKULTURA
B
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
Ekstraksi buah adalah proses pemanfaatan buah dengan
cara mengambil bagian bijinya atau memisahkan bagian daging buah dan hanya
mengambil bagian bijinya saja. Ekstraksi buah digunakan atau dimanfaatkan
dengan tujuan untuk memperbanyak tanaman memalui penanaman biji atau
pembenihan. Biasanya buah yang dipakai untuk ekstraksi buah adalah buah – buah
konsumsi dengan beberapa criteria tertentu tergantung gengan jenis buahnya
masing – masing.
Dalam laopran kali ini kami memanfaatkan ekstraksi
buah untuk menentukan jenis perkecambahan pada beberapa sampel buah (hipogeal
atau epigeal) dan untuk persiapan batang bawah atau batang atas dalam proses
penyambungan (grafting) atau penempelan (budding).
Penanaman buah melalui pembenihan buah memang cukup
memakan waktu lama dan tidak efisien tetapi ini dinilai baik untuk memperbaiki
keturunan suatu varietas tanaman dengan cara penyambungan ataupun penempelan
karna yang dipakai hanya bagian tunas mudanya. Serta sebagai pennelitian
tentang jenis perkecambahannya. Sehingga apabila kita hendak melakukan
pembenihan maka kita tahu jenis perkecambahannya dan bagaimana cara
memperlakukan pembenihan biji tersebut, sampai berkecambah, bertunas, tumbuh
dan mungkin panen/pasca panen.
BAB
II
PELAKSANAAN
PRAKTIKUM
2.1 BAHAN
DAN ALAT
·
Bak Stek
·
Media Tanam :
·
Pasir & Pupuk
Kandang (1:1) diayak
·
Polibag
·
Buah Tanaman :
·
Alpukat
·
Rambutan
·
Duku
·
Jeruk (buah/konsumsi)
·
Jeruk nipis
·
Jeruk purut/sate
·
Lengkeng/kelengkeng
·
Jambu jamaika
2.2 TEMPAT DAN WAKTU PELAKSAAN
a. Tempat
:
·
Laboratorium dan Rumah
Jaring Hortikultura (POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG)
b. Waktu
:
·
29 April 2014 (08.00
s/d 10.00 WIB)
2.3 PROSEDUR
PRAKTIKUM
1. Persiapkan
alat – alat untuk setiap kelompok.
2. Mulailah
dengan mempersiapkan media tanam berupa pasir dan pupuk kandang.
3. Campurkan
pupuk kandang dan pasir dengan perbandingan 1:1. Lalu diayak dan masukkan ke
dalam bak stek.
4. Persiapkan
buah – buahan di daftar, lalu pisahkan daging buah dan bijinya.
5. Cuci
bersih biji dari sisa – sisa daging buah yang masih menempel.
6. Tanam
biji pada media dengan kedalaman 2-3 cm. dan dengan jarak 2 x 2 cm.
7. Kecuali
biji alpukat, biji alpukat tidak perlu di semai pada bak stek tetapi langsung
di tanam pada polibag.
8. Usahakan
susun biji dengan rapih dan bedakan berdasarkan jenisnya agak mudah dibedakan
saat mengambilan.
9. Tempatkan
bak stek pada tempat teduh seperti rumah jarring.
10. Amati
setelah 2 minggu pertumbuhannya.
11. Pindahkan
biji yang sudah memiliki tunas dan akar yang memadai (cukup kuat) ke dalam polibag
dengan media top soil dan pupuk kandang.
12. Ingat
hanya pindahkan biji yang sudah memiliki tunas saja, agar mendapat perlakuan
khusus.
13. Biarkan
biji yang belum memiliki tunas di dalam bak stek, sampai memiliki tunas dan
siap dipindahkan.
2.4 HASIL
PRAKTIKUM/PENGAMATAN
Untuk
pengamatan jenis perkecambahan hipogeal atau epigeal
no
|
Nama biji/buah
|
Gambar
|
Jenis Perkecambahan
|
1
|
Lengkeng/Kelengkeng
|
|
epigeal
|
2
|
Alpukat
|
|
Epigeal
|
3
|
Rambutan
|
|
Epigeal
|
4
|
Jeruk Nipis
|
|
Hipogeal
|
5
|
Jeruk (buah)
|
|
Hipogeal
|
6
|
Jeruk purut/sate
|
|
Hipogeal
|
7
|
Duku
|
|
Epigeal
|
8
|
Jambu Jamaika
|
|
Epigeal
|
1. Sedangkan
pada minggu ke-2 seluruh biji kelengkeng sudah bertunas dan siap dipindahkan ke
dalam polibag untuk mendapatkan perlakuan khusus.
2. Pada
jeruk buah/konsumsi hanya 2 biji yang menunjukkan perkecambahan di minggu ke-2.
3. Sisanya
belum menunjukkan adanya perkecambahan yang menyembul keluar tanah.
BAB
III
HASIL
PEMBAHASAN
Berdasarkan
data diatas kelengkeng lebih cepat bertunas dibandingkan biji buah yang lain
dan semuanya bertunas atau tidak ada yang gagal dalam pembenihan. Selain itu
perbedaan antar hipogeal dan epigeal juga bisa dibedakan berdasarkan table dan
gambar yang ada. Sedangkan biji alpukat di dalam polibag juga belum menunjukkan
tunas, walaupun salah satu sample telah menunjukkan mata tunas, kemungkinan di
minggu ke-3 susah dapat dilihat tunasnya. Begitu juga dengan sisa biji buah di
bak stek di minggu ke-3 dipastikan sudah banyak biji buah yang bertunas dan
dapat dipindahkan ke dalam polibag.
Seperti
yang terdapat pada bab pendahuluan bahwa pemanfaatan benih biji buah kurang
efisien dan memakan waktu lama untuk tanaman tumbuh dan berbuah dibandingkan
dengan cara vegetetif. Namun ekstraksi buah ini bertujuan untuk pengamatan
jenis perkecambahan dan persiapan batang atas dan bawah.
BAB
IV
KESIMPULAN
1. Kelengkeng
lebih cepat bertunas dibandingkan dengan biji buah yang lain. Dan tidak
memerlukan perlakuan khusus saat pembenihan.
2. Tingkat
keberhasilang pembenihan buah kelengkeng 100% berhasil tanpa memberian zat
perangsang apapun.
3. Biji
buah yang lain memerlukan waktu lama untuk berkecambah dan bertunas dan
memerulukan perlakuan khusus
4. Alpukat
harus ditempatkan di tempat teduh tetapi tidak boleh terlalu banyak air karena
akan menyebabkan biji buah membusuk.
BAB
V
DAFTAR
PUSTAKA
BPP
(BUKU PANDUAN PRAKTIKUM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar