BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pertumbuhan
akar merupakan faktor awal yang sangat penting dalam perbanyakan vegetatif
melalui stek. Pembentukan akar terjadi karena adanya pergerakan ke bawah dari
auksin, karbohidrat dan rooting
cofactor (zat-zat yang berinteraksi
dengan auksin yang mengakibatkan perakaran) baik dari tunas maupun dari daun.
Zat-zat ini akan mengumpul dan menstimulir pembentukan akar stek yang berupa
akar adventif. Akar adventif adalah akar yang tumbuh dari bagian tanaman
yang bukan embrio atau karena munculnya bukan dari akar yang telah tumbuh
sebelumnya. Akar adventif akan timbul dari 2 macam sumber, yaitu dari jaringan
kalus dan dari akar morfologi primordial (Rochiman dan Harjadi 1973).
NAA
sebagai auksin sintetik memacu pembentukan akar adventif pada stek batang
puring. Pada percobaan ini, batang yang disetek dapat menumbuhkan akar adventif
meskipun daun muda dan kuncup yang kaya auksin dipangkas. Hal ini disebabkan
NAA yang diberikan pada batang yang akan disetek menginduksi terbentuknya
auksin. Batang muda puring dalam media I tidak tumbuh akar maupun tunas. Batang
muda puring pada media I atau yang tidak direndam dengan NAA mengalami kematian
karena terdapatnya air yang berlebihan dalam tanah mediumnya. Air yang
berlebihan menyebabkan batang menjadi cepat busuk dan mati karena terinfeksi
oleh cendawan. Batang yang tidak diinduksi dengan NAA sekalipun seharusnya
dapat membentuk akar adventif dengan adanya kemampuan akar untuk mensintesis
auksin dalam jumlah yang cukup bagi pertumbuhannya. Batang-batang puring dewasa
pada media II dan III mengalami penumbuhan tunas dan banyak akar adventif.
Hasil ini tidak memperkuat simpulan Hartmann et
al. (1990) yang menyatakan bahwa bahan stek yang diambil dari bagian yang
lebih muda (juvenil) memiliki kemampuan berakar lebih baik daripada yang lebih
tua (jaringan dewasa) karena kegiatan pembelahan, pemanjangan, dan deferensiasi
sel lebih aktif pada jaringan stek yang muda.
Pemberian
auksin memacu pemanjangan potongan akar atau bahkan akar utuh pada banyak
spesies tetapi hanya pada konsentrasi yang sangat rendah (10-7 sampai dengan 10-13 M, bergantung pada spesies dan umur
akar). Pada konsentrasi yang lebih tinggi (tapi masih cukup rendah, antara 1
sampai 10 mM), pemanjangan hampir selalu terhambat. Jumlah akar adventif pada
batang dari media II (NAA 100 ppm) lebih banyak daripada batang dari media III
(NAA 200 ppm) yaitu 31 akar. Tetapi, jumlah primordia akar yang tumbuh pada
batang dari media III lebih banyak daripada batang dari media II. Namun, perbedaan
jumlah primordia akar ini tidak terlalu besar. Hasil ini menunjukkan bahwa
konsentrasi NAA sebesar 100 hingga 200 ppm merupakan konsentrasi yang bagus
untuk menginduksi perakaran stek. Inisiasi akar paling bagus terdapat pada
batang yang diberi NAA 200 ppm, ditunjukkan dengan banyaknya jumlah baris dan
jumlah akar adventif, jumlah primordia akar, serta panjang rata-rata akar
adventif dibandingkan dengan batang dengan konsentrasi NAA 100 ppm.
1.2
Tujuan Praktikum
·
Agar mahasiswa mengetahui cara perbanyakan secara vegetatif.
·
Agar mahasiswa mengetahui cara melakukan setek akar.
BAB
II PELAKSANAAN PRAKTIKUM
2.1
Bahan dan Alat
Ø Bahan :
·
Akar sukun
·
Akar tuba
·
Tanah subsoil
·
Pupuk kandang
·
Zpt
Ø Alat :
·
Cangkul
·
Ember
·
Ayakan
·
Polybag
·
Gunting pemotong
·
Pisau cuter
2.2
Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Tanggal :
Waktu :
Tempat :
2.3
Prosedur Kegiatan Praktikum
1.
Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2.
Lalu
potong akar sukun dan tuba menjadi 3 ukuran masing-masing 5cm, 7,5cm dan 10cm.
3.
Ambil tanah subsoil dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Lalu aduk secara merata.
4.
Masukan dalam polybag.
5.
Ambil akar yang akan di setek, pangkal akar yang akan di setek di
beri ZPT terlebih
dahulu.
6.
Tanam
didalam polybag, tutup dengan tanah dan tekan tanah agar
rapat.
7.
Siram agar kelembapan terjaga.
8.
Amati sampai tunas pada akar tumbuh
2.4 Hasil
Pengamatan
No
|
Nama tanaman
|
Jumlah yang disetek
|
Yang tumbuh
|
1.
|
Akar Sukun
|
9
|
4
|
2.
|
Akar Tuba
|
9
|
Bulum Tumbuh
|
BAB
III PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN
Tujuan
pemberian zpt adalah untuk merangsang tumbuhnya akar lebih cepat agar tanaman
memiliki kesampatan hidup yang tinggi.
Dan
dari hasil praktikum yang kelompok kami lakukan menghasilkan hanya beberapa
tanaman yang dapat hidup tetapi dengan waktu yang relatif lebih lama, salah
satunya adalah akar tuba sedangkan yang lainya seperti akar sukun dan akar
ganyong tidak ada yang hidup atau mati karna dalam pelaksaaan praktikum setek
akar ini kelompok kami salah dalam meletakkan posisi akar, bagian ujung akar
kami letakan di atas sedangkan bagian pangkal akar kami letakan di bawah hal
ini berlawanan denan prinsip tanaman “yang diatas tetap yang di atas dan yang
bawah tetap di bawah” yang menyebabkan akar yang kami setek tidak tumbuh.
Setelah mengetahui bahwa posisi
peletakan akar yang kami lakukan salah kami segera merubah posisi akar ke
posisi yang benar, akan tetapi karna keadaan akar yang kering menyebabkan akar
tidak tumbuh dan mati dan hanya akar tuba yang dapat hidup karna akar masih
dalam keadaan baik dan akar tuba memiliki daya adaptasi yang tinggi untuk
bertahan hidup.
Walaupun dalam keadaan terbalik
meletakan posisi akar setek, kemampuan hidup akar tersebut sebernarnya masih
ada tetapi dengan rentan waktu yang lebh lama karena struktur tanaman akan
berubah dan tumbuh ke arah bawah dan menghasilkan tunas yang tumbuh ke arah
bawah terlebih dahulu baru tunas akan menyesuaikan pertumbuhan ke arah atas,
dan ini menyebabkan kerugian bagi petani yang melakukan setek.
Beberapa
faktor yang mempengaruhi tidak hidupnya setek akar yang kami lakukan antara
lain :
1.
Suhu yang terlalu tinggi.
2.
Keadaaan bibit yang sudah kering.
3.
Salah atau terbalik meletakan posisi
akar yang di setek.
4.
Kedaaan tanah yang terlalu kering.
5.
Terlalu lembab
Gambar contoh setek akar
BAB IV KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang kami lakukan
dapat di simpulkan bahwa :
1.
Setek adalah perbanyakan tanaman secara
vegetatif.
2.
Setiap akar tanaman yang berbeda
memiliki daya tahan yang berbeda-beda.
3.
Akar/tanaman yang di setek di letakan
dalam posisi terbalik masih dapt hidup dengan rentan waktu tumbuh yang lebih
lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar