BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
2.1
Alat
dan Bahan
A. Alat :
a. Cawan
b. Dispenser
c. Gelas beker
d. Handsprayer
e. Hydrometer
f. Pengaduk
g. Pengayak tanah
h. Stopwatch
i.
Tabung
sedimentasi
j.
Thermometer
k. Timbangan analitik
B. Bahan
a. Akuades
b. Air
c. NaPo3 (Natrium Polipospat)
d. Tanah kering angin
2.2
Waktu
dan Tempat Pelaksanaan Praktikum
Waktu : 23
April 2014, pukul 15.00-05.00 WIB
Tempat :Laboraturium Tanah Umum Politeknik Negri
Lampung
2.3
Prosedur Praktikum
1. Siapkan Alat dan Bahan untuk praktikum
2. Ayak tanah kemudian ambil 50 gram
3. Masukkan tanah ke dalam gelas beker
4. Tambahkan air akuades 300 ml
5. Tambahkan NaPo3 30 ml dan aduk
6. Blender adonan selama 5 menit / mixer selama 8 – 10
menit
7. Masukkan ke dalam tabung sedimentasi 1000 ml
8. Tambahkan air hingga mencapai 1000 ml
9. Aduk larutan menggunakan alat pengaduk tabung
10.
Siapkan
stopwatch, hydrometer dan thermometer
11.
Masukkan
hydrometer kedalam tabung lepaskan bersama start waktu di jalankan
12.
Kemudian
langsung masukkan thermometer
13.
Hitung
angka hydrometer dan suhu pada waktu 40 detik, 4 menit dan 2 jam
14.
Catat
hasil pengamatan
15.
Setelah
selesai, bersihkan alat praktikum
2.4
Hasil
praktikum
No
|
sampel
|
Waktu
|
suhu
|
Angka
hydro
|
S
|
1.
|
A
|
40 detik
|
30 oC
|
43
|
94
|
2.
|
|
4 menit
|
31oC
|
40
|
88,8
|
3.
|
|
2 jam
|
30,5 oC
|
25
|
58,4
|
BAB III
PEMBAHASAN
Pada proses pengamatan untuk meneliti tekstur tanah menggunakan
hydrometer harus dilakukan secara teliti. Berdasarkan hasil praktikum yang
telah dilaksanakan diperoleh data seperti pada tabel di atas. Pengamatan suhu
dan angka hydrometer pada kandungan pasir memerlukan waktu 40 detik, debu 4
menit dan liat 2 jam. Sebelum pembacaan
angka hydrometer dan suhu perlu dilakukan pengadukan adonan atau larutan tanah
pada tabung sedimentasi. Kemudian dimasukkan thermometer pada tabung setelah
itu memasukkan hydrometer. Dalam proses memasukkan thermometer dan hydrometer
yang dilakukan denagn cara tidak bersamaan, hal ini bertujuan untuk menghindari
karusakan pada alat praktikum yang rawan pecah. Sebelum memasukkan rumus untuk
menentukan persentase tekstur tanah ada penghitungan angka koreksi (S) menggunakan
rumus sebagai berikut :
Rumus :
Angka koreksi (S) yang dimaksud 2d1 adalah angka
koreksi dari pasir, 2d2 adalah angka koreksi debu dan 2d3 adalah angka koreksi
liat atau persentase dari kandungan liat pada tanah tersebut. Sedangkan untuk
menentukan persentase kandungan pasir, debu dan liat dapat menggunakan rumus berdasarkan
angka koreksi tersebut.
Rumus
: *pasir : 100-2d1 *debu :
(2d1-2d2) + (2d2-2d3) *liat : 2d3Berikut
adalah penghitungan dari data hasil praktium berdasarkan rumus yang telah
ditentukan.
Angka koreksi :
1.
2d1:
30 – 20 x 0,4 + 43 x 2 =94
2.
2d2:
31 – 20 x 0,4 + 40 x 2 =88,8
3.
2d3
:30,5 – 20 x 0,4 + 25 x 2 =58,4
Kemudian menghitung persentase kandungan pasir debu
dan liat :
Pasir :100 – 94 = 6%
Debu: (94 – 88,8) + (88,8 – 58,4) = 5,2 + 30,4 = 35,6%
Liat :58,4 %
Persentase debu lebih besar daripada liat, sedangkan
pasir memiliki persentase lebih kecil di banding debu dan liat. Berdasarkan
segitiga testur tanah dapat ditemukan bahwa tanah tersebut meiliki kategori
liat (Clay).
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Berdasarkan
praktikum dan data hasil pengamatan di atas, dapat di simpulkan bahwa:
1. Tanah tersebut memiliki kandungan pasir sebesar 6%,
debu 35,6% dan liat 58,4%
2. Tanah pada lahan hortikultura merupakan kategori tanah
liat (clay)
3. Mahasiswa dapat memahami cara menghitung persentase
pasir, debu dan liat dengan metode hydrometer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar