Rabu, 07 Mei 2014

laporan penetapan tekstur metode hydrometer







BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
2.1         Alat dan Bahan
A.   Alat             :
a.       Cawan
b.      Dispenser
c.       Gelas beker
d.      Handsprayer
e.       Hydrometer
f.       Pengaduk
g.      Pengayak tanah
h.      Stopwatch
i.        Tabung sedimentasi
j.        Thermometer
k.      Timbangan analitik

B.    Bahan
a.       Akuades
b.      Air
c.       NaPo3 (Natrium Polipospat)
d.      Tanah kering angin


2.2         Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum
    Waktu    : 23  April 2014, pukul 15.00-05.00 WIB
    Tempat   :Laboraturium Tanah Umum Politeknik Negri Lampung

2.3      Prosedur Praktikum
1.    Siapkan Alat dan Bahan untuk praktikum
2.    Ayak tanah kemudian ambil 50 gram
3.    Masukkan tanah ke dalam gelas beker
4.    Tambahkan air akuades 300 ml
5.    Tambahkan NaPo3 30 ml dan aduk
6.    Blender adonan selama 5 menit / mixer selama 8 – 10 menit
7.    Masukkan ke dalam tabung sedimentasi 1000 ml
8.    Tambahkan air hingga mencapai 1000 ml
9.    Aduk larutan menggunakan alat pengaduk tabung
10.    Siapkan stopwatch, hydrometer dan thermometer
11.    Masukkan hydrometer kedalam tabung lepaskan bersama start waktu di jalankan
12.    Kemudian langsung masukkan thermometer
13.    Hitung angka hydrometer dan suhu pada waktu 40 detik, 4 menit dan 2 jam
14.    Catat hasil pengamatan
15.    Setelah selesai, bersihkan alat praktikum
2.4         Hasil praktikum
No
sampel
Waktu
suhu
Angka hydro
S
1.
A
40 detik
30 oC
43
94
2.

4 menit
31oC
40
88,8
3.

2 jam
30,5 oC
25
58,4

BAB III
PEMBAHASAN
Pada proses pengamatan untuk meneliti tekstur tanah menggunakan hydrometer harus dilakukan secara teliti. Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan diperoleh data seperti pada tabel di atas. Pengamatan suhu dan angka hydrometer pada kandungan pasir memerlukan waktu 40 detik, debu 4 menit dan liat 2 jam.  Sebelum pembacaan angka hydrometer dan suhu perlu dilakukan pengadukan adonan atau larutan tanah pada tabung sedimentasi. Kemudian dimasukkan thermometer pada tabung setelah itu memasukkan hydrometer. Dalam proses memasukkan thermometer dan hydrometer yang dilakukan denagn cara tidak bersamaan, hal ini bertujuan untuk menghindari karusakan pada alat praktikum yang rawan pecah. Sebelum memasukkan rumus untuk menentukan persentase tekstur tanah ada penghitungan angka koreksi (S) menggunakan rumus sebagai berikut :
Rumus :
Angka koreksi (S) yang dimaksud 2d1 adalah angka koreksi dari pasir, 2d2 adalah angka koreksi debu dan 2d3 adalah angka koreksi liat atau persentase dari kandungan liat pada tanah tersebut. Sedangkan untuk menentukan persentase kandungan pasir, debu dan liat dapat menggunakan rumus berdasarkan angka koreksi tersebut.
          Rumus :   *pasir : 100-2d1         *debu :  (2d1-2d2) + (2d2-2d3)                        *liat : 2d3Berikut adalah penghitungan dari data hasil praktium berdasarkan rumus yang telah ditentukan.


Angka koreksi :
1.    2d1: 30 – 20 x 0,4 + 43 x 2 =94
2.    2d2: 31 – 20 x 0,4 + 40 x 2 =88,8
3.    2d3 :30,5 – 20 x 0,4 + 25 x 2 =58,4
Kemudian menghitung persentase kandungan pasir debu dan liat :
Pasir :100 – 94 = 6%
Debu: (94 – 88,8) + (88,8 – 58,4) = 5,2 + 30,4 = 35,6%
Liat :58,4 %
Persentase debu lebih besar daripada liat, sedangkan pasir memiliki persentase lebih kecil di banding debu dan liat. Berdasarkan segitiga testur tanah dapat ditemukan bahwa tanah tersebut meiliki kategori liat (Clay).


BAB IV
PENUTUP
4.1         Kesimpulan
Berdasarkan praktikum dan data hasil pengamatan di atas, dapat di simpulkan bahwa:
1.    Tanah tersebut memiliki kandungan pasir sebesar 6%, debu 35,6% dan liat 58,4%
2.    Tanah pada lahan hortikultura merupakan kategori tanah liat (clay)
3.    Mahasiswa dapat memahami cara menghitung persentase pasir, debu dan liat dengan metode hydrometer


Tidak ada komentar:

Posting Komentar