Minggu, 09 November 2014

budidaya tanaman obat (Politeknik Negeri Lampung)



LAPORAN PRAKTIKUM
BUDIDAYA TANAMAN OBAT
PTH 122
OLEH:
KELOMPOK 6
·         Mentari Rizki Andriyani               13712034
·         Rizki Nindia Putri                         13712049
·         Ristiyani                                        13712051
·         Yuli Kasroni                                  13712062
·         Siska Feriana                                 13712063
Description: info polinela (28).jpg

JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
PROGRAM STUDI HORTIKULTURA B
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
2014





BAB I
PENDAHULUAN
1.1.        Latar Belakang
Jahe dan temulawak merupakan famili Zingiberaceae. Tanaman obat tersebut memiliki manfaat dan khasiat sangat banyak untuk mengobati penyakit ataupun mencegahnya. Namun tidak banyak orang yang mengetahui tentang manfaat rimpang tanaman obat tersebut dan masih sedikit orang yang mau membudidayakan dengan sekala besar pada tanaman jahe dan temulawak. Padahal tanaman obat ini banyak dicari oleh pabrik obat ataupun industri makanan. Terutama temulawak dan jahe yang sudah dijadikan simplisia menjadikan nilai ekonomi yang lebih tinggi. Simplisia adalah tanaman/bagian tanaman yg belum mengalami proses pengolahan (keringkan) dan digunakan sebagai bahan baku obat.
1.2.        Tujuan
1.    Untuk mengetahui teknik budidaya tanaman jahe dan temulawak
2.    Mengetahui manfaat jahe dan temulawak
3.    Memahami teknik pembuatan simplisia
                                                         







BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
2.1.        Alat dan Bahan
Alat        : cangkul, ember, rool meter, sabit, kored,
Bahan    : rimpang jahe,rimpang temulawak, bibit rosella, pupuk kandang, NPK dan air
2.2.       Waktu Pelaksanaan Praktikum
Waktu    :
Tempat   : rumah jaring (penunasan), lahan hortikultura (penanaman) dan laboraturium horikultura
2.3.       Prosedur Praktikum
1.      Siapkan rimpang jahe dan temulawak yang sudah tua
2.      Potong sesuai bentuk dan cuci hingga bersih
3.      Rendam rimpang ke dalam larutan fungisida selama ± 15 menit
4.      Siapkan karung goni untuk media penunasan
5.      Media penunasan harus terjaga kelembabannya
6.      Setelah tunas muncul sekitar 2 minggu setelah ditunaskan dapat dipindah ke lahan tanam
7.      Lakukan perawatan secara rutin.





2.4.       Hasil Pengamatan
a.         Tinggi tanaman jahe, temulawak dan rimpang
nama tanaman
tinggi tanaman (cm)
jahe
1
2
3
Jumlah yang hidup 
1
 9
15 
22


21 



2
 10
 18
26
3
 6
 13
20
4
 5
 11
18
5
 6
 12
19
rata-rata
     7,2
    13,8
       21
temulawak




1
3 ,4
7 
13


 18


2
 15
30 
46
3
 13,5
 19
23
4
 16
 20
26
5
 3
 7
10
 Rata-rata
  10,18
    16,6
     23,6
rosella 1




1
 25
45 
81
3
2
  38 
64,5 
104
3
 23
 42
79
4
 20
 40
mati
 Rata-rata
26,5 
 47,87
66 
rosella 2




1
30 
56 
89

4 


2
47 
65 
99
3
46,8 
63,5
97
4
 28,5
 50
84
 Rata-rata
 38,075
 58,625
    92,25


Simplisia jahe
Berat basah        : 300 gram
Berat kering       : 39 gram
Berat serbuk      : 39 gram ( 1bks x 9gram dan 4 bks x 10 gram)
Kadar air            : 39/300 x 100%
                           :13%
b.        Tabel jumlah cabang, bunga dan buah pada rosella
Jumlah cabang
Jumlah buah/cabang
Jml bunga yg mekar



10
8
5
10
8
1
13
6
2
8
3
2
Rata- rata
10,25
6,25
2,5

c.         tabel hasil pengamatan perbanyakan tanaman obat
No.
Nama tanaman
Jumlah tanam
Tumbuh
1
Kumis kucing
5
4
2
Sambiloto
5
2
3
Cincau
7
3
4
Jinten
5
5
5
Brotowali
10
9
6
Pegagan
15
9

Data hasil simplisia kumis kucing
Berat basah
510 gram
Berat kering
68 gram
Kadar air
13,3 gram
Simplisia serbuk
39 gram
Simplisia daun
20 gram

BAB III
PEMBAHASAN
Temulawak merupakan salah satu tanaman yang mudah ditemukan di Indonesia. Temulawak merupakan jenis tanaman semak yang tidak berbatang karena mulai dari pangkal sudah berupa tangkai daun  yang memanjang dengan bentuk daun menyerupai daun pisang yaitu membulat. Pada umumnya tanaman ini dapat dipanen setelah berusia 8 hingga 12 bulan yang ditandai dengan warna daun yang mulai menguning. Umbi akan tumbuh pada pangkal batang dan berwarna kuning gelap atau coklat muda. Tanaman ini memiliki banyak khasiat untuk kesehatan tubuh, diantaranya dapat membantu mengobati diare, magh kembung, sakit kuning dan pegal-pegal. Sedangkan pada tanaman jahe dapat dipanen sekitar 9 sampai 12 bulan.
Menanam tanaman obat yang memiliki rimpang sebaikya di tunaskan terlebih dahulu. Tujuannya aga kita dapat memilih bibit yang bagus untuk ditanam pada lahan budidaya. Selain itu tanaman jga dapat tumbuh serempak. Cara penunasan rimpang cukup mudah dilakukan yaitu dengan cara memilih rimpang yang tua dan dipotong sesuai bentuk atau sekat. Kemudian dicuci hingga bersih dan di rendam ke dalam larutan fungisida  selama ± untuk mencegah tumbuhnya cendawan ataupun jamur. Setelah di rendam menggunakan larutan fungisida dapat diletakkan pada media penunasan. Media penunasan dapat berupa karung goni ataupun nampan yang diberi alas kertas koran dan di basahi dengan air agar media penunasan tetap terjaga kelembapannya. Sekitar seminggu tunas mulai muncul sampai dua minggu setelah penunasan atau setelah tunas memiliki panjang sekitar 10 cm. dapat dipindah ke lahan tanam. Tanah yang digunakan untuk menanam digemburkan terlebih dahulu dan diberi pupuk kandang. Pada praktikum yang kami lakukan, tanaman jahe dan temulawak ditumpangsarikan dengan tanaman jagung yang sebelumnya sudah ditanam terlbih dahulu sebelum jahe, temulawak dan rosella ditanam. Tujuan dari tumpang sari sendiri untuk memanfaatkan lahan tanam agar menambah nilai ekonomi hasil. Selain itu tanaman jagung berfungsi untuk menaungi tanaman jahe dan temulawak karena tanaman jahe juga masih toleransi terhadap naungan. Jarak tanam yang digunakan untuk tanaman jahe biasa yaitu 30 x 60 cm, sedangkan pada temulawak 30 x 60 cm, dan pada rosella ditanam dengan jarak 50 x 50 cm cm. pertumbuhan jahe rata rata pada minggu pertama setelah di tanam yaitu sekitar 7,2 cm. Jahe yang sudah di panen di jadikan simplisia yaitu dengan cara memilih atau mensortir jahe kemudian dicuci dan dibersihkan, dikecilkan ukurannya dengan cara memotong untuk mempermudah proses pengeringan simplisia, setelah selasai dipotong di jemur sampai benar-benar kering setelah kering disortir kembali dan di blender dijadikan serbuk. Jahe juga memiliki manfaat yang banyak untuk kesehatan misalnya menurunkan tekanan darah, membantu pencernaan, melancarkan peredaran darah, menagkal radikal bebas, meredakan rasa sakit misal sakit migren atau nyeri, mengobati sakit gigi dan masih banyak lagi. Pada tanaman rosella saat awal fase generatif memiliki cabang rata-rata sekitar 10 cabang pertanaman, dan memiliki buah rata-rata 6 dan memiliki bunga 2 kuncup pertanaman. Rosella memiliki kandungan vitamin C lebih besar dari kandungan vitamin pada buah jeruk. Namun masih banyak masyarakat yang kurang mengetahui betapa banyak manfaat jahe, temulawak dan rosella serta tanaman obat lain.
Pada pembuatan simplisa kumis kucing menghasilkan data berat basah yaitu 510 gram simplisia dan setelah dikeringkan di bawah sinar matahari, menjadi 68 gram. Kadar air yang terkandung dalam simplisia kumis kucing tersebut adal 13,3 %. Cara menghitungnya yaitu berat basah simplisia dikurangi berat kering dan di kalikan 100%. Simplisia yang sudah kering akan di blender dan sebagian tidak diblender. Sebelum simplisia di blender dan dibungkus kedalam plastic, kami melakukan pensortiran terlebih dahulu, daun atau batang simplisia yang keringnya tidak sempurna atau sedikit menjamur harus dibuang. Hal ini menyebabkan hasil olahan simplisia yang sebelumnya memiliki berat kering 68 gram, setelah di sortir dan di blender menghasilkan serbuk 39 gram dan di masukkan ke dalam plastik. Tiga  kantong plastic berisi simplisia serbuk 10 gram, satu kantong plastic berisi serbuk 9 gram, dan menghasilkan simplisia kumis kucing tanpa blender empat kantong plastik masing-masing berisi 5 gram per plastik. Simplisia yang di blender atau tidak di blender memiliki manfaat yang sama, biasanya simplisia yang tidak di blender akan dijadikan the yang tetap berfungsi sebagai obat. Penggunaan simplisia memiliki dosis yang beda dengan bahan simplisia yang masih basah. Karena kadar air simplisia yang masih basah lebih tinggi. Jadi dalam penggunaan sebagai obat, bahan basah lebih banyak digunakan disbanding menggunakan bahan yang sudah kering. Sedangkan pada tanaman sambiloto, jinten, brotowali dan pegagan hanya ditanam saja dan belum dilakukan pemanenan. Jadi pada praktikum inikami hanya membuat simplisia kumis kucing dan jahe yang sudah di jelaskan pada pembahasan awal. Jadi dengan laporan ini semoga kita dapat mengetahui bahwa sebenarnya banyak sekali tanaman dan tumbuhan disekitar kita memiliki manfaat yang sangat banyak, terutama pada kesehata. Selain itu, kita juga dapat mengetahui cara membudidayakan dan membuat membuat simplisia untuk memanfaatkan dari khasiat tanaman obat tersebut dan bisa memanfaatkan tanaman yang banyak tumbuh disekitar lingkungan kita agar tidak selalu bergantung dengan obat-obat warung yang mengandung banyak bahan kimia.






BAB III
PENUTUP
4.1         Kesimpulan
1.      Tanaman jahe dan temulawak memiliki manfaat yang banyak bagi kesehatan
2.      Penunasan sebelum penanaman dapat menyerampakkan pertumbuhan tanaman
3.      Pembuatan simplisia dapat menambah nilai jual tanaman obat